Hakim PA Pulang Pisau Ikuti Seminar Coaching Untuk Peradilan
Hakim PA Pulang Pisau Ikuti Seminar Coaching Untuk Peradilan
Pulang Pisau | pa-pulangpisau.go.id
Berdasarkan Surat dari Badan Litbang Diklat Hukum dan Peradilan Mahakamah Agung RI Nomor 253/Bld/S/6/2020 Tentang Pemanggilan Peserta Seminar Online Coaching Untuk Peradilan Tahun 2020 maka Hakim PA Pulang Pisau Mulyadi, Lc., M.H.I. mengikuti kegiatan dimaksud. Acara dilaksanakan pada hari Kamis (18/06/2020) pukul 13.00 sampai 15.00 WIB diikuti oleh berbagai Hakim, Bagian Kepaniteraan, Kesekretariatan dan staf lainnya dari seluruh lingkungan peradilan se Indonesia.
Achmad Fahrozi selaku pemateri dalam seminar ini menyampaikan peran pemimpin dalam upaya mencapai sasaran organisasi, memahami perbedaan coaching dari metode lainnya dalam pengembangan tim dan menyebutkan proses dan teknik dasar dalam melakukan coaching.
Ia juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja tim yang meliputi competent yaitu pengetahuan dan keterampilan, commitment yaitu motivasi dan keyakinan diri dan enviroment yaitu sumber daya, dukungan dari pimpinan dan kolega serta hubungan dengan stakeholder.
Ditambahkannya, jika bawahan kurang kompeten, maka metode pengembangan yang dilakukan adalah training, jika bawahan kurang motivasi dan keyakinan diri maka yang dilakukan adalah coaching, jika bawahan mempunyai masalah pribadi yang mengganggu kinerjanya maka yang dibutuhkan adalah counseling dan jika bawahan butuh bimbingan dari orang yang berpengalaman maka diperlukan adalah mentoring.
Manfaat coaching untuk pimpinan adalah meningkatkan kecerdasan emosional, kesempatan belajar “ cara memimpin belajar dari belakang”, meningkatkan keterampilan berkomunikasi, memahami pemahaman lebih seluruh anggota tim, memiliki anggota tim kerja yang bermotivasi tinggi dan hasil kerja tim menjadi optimal, ucap Pria yang bergelar Magister Manajemen ini.
Selain itu, manfaat coaching untuk bawahan, sambungnya, adalah meningkatkan self awarenes, menemukan persfektif baru, meningkatkan percaya diri, meningkatkan kemampuan berkomunikasi, lebih termotivasi mencapai hasil kerja yang optimal dan meningkatkan kesempatan pengembangan diri dan karir.
Sebagai closing steatment Ia menyatakan bahwa pimpinan itu ibarat ayah, seorang ayah menginginkan anaknya lebih hebat dari dia. Seumpama dia lulus S.1 maka anaknya harus lulus S.2. “Yang paling penting pimpinan harus mempunyai ketulusan hati ingin mengembangkan bawahannya minimal sama dengannya, syukur-syukur kalau lebih dari dia, ungkapnya.
Kalau kita tulus meskipun kita terbatas namun dengan cara dan gestur yang baik tentu bawahannya akan dapat menjalankan rencana tujuannya dengan baik. Oleh karena dengan hal yang demikian jika dilaksanakan dengan semestinya maka Mahkamah Agung dapat menghasilkan banyak leader-leader yang handal dan ulung sehingga mahkamah Agung semakin maju dan jaya serta berprestasi, pungkas Dia
(Mul)