Pengadilan Agama Pulang Pisau Ikuti Pelantikan Ketua Pengadilan Tingkat Banding Di Lingkungan Peradilan Agama Secara Virtual

Pengadilan Agama Pulang Pisau Ikuti Pelantikan Ketua Pengadilan Tingkat Banding Di Lingkungan Peradilan Agama Secara Virtual

Rabu (13/01/2021) Pengadilan Agama Pulang Pisau mengikuti secara virtual Pelantikan Lima Ketua Pengadilan Tinggi Banding di Lingkungan Peradilan Agama yang dilaksanakan di ruang Kusumaatmadja Lantai 14 gedung Mahkamah Agung. Pelantikan ini digelar berdasarkan Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 279/KMA/SK/XII/2020, tanggal 3 Desember 2020. Adapun kelima Ketua Pengadilan Tinggi Agama yang dilantik tersebut yaitu:

1. Dr. H. Bahruddin Muhammad, S.H., M.H. sebagai Ketua Pengadilan Tinggi Agama Bandung;

2. Drs. H. M. Alwi Mallo, M.H. sebagai Ketua Pengadilan Tinggi Agama Semarang;

3. Dr. Drs. H. Abu Huraerah, S.H., M.H. sebagai Ketua Pengadilan Tinggi Agama Makassar

4. Dr. H. Empud Mahpudin, S.H., M.H. sebagai Ketua Pengadilan Tinggi Agama Mataram;

5. Dr. H. Syahril, S.H., M.H. sebagai Ketua Pengadilan Tinggi Agama Palu.

Dalam sambutannya, Ketua Mahkamah Agung Dr. Muhammad Syarifuddin, S.H., M.H. mengatakan bahwa pimpinan pengadilan selain harus memiliki kemampuan manajerial dan leadership yang baik, juga harus menguasai bidang teknis administrasi, keuangan, kepegawaian serta Teknologi Informasi. Selain itu Pimpinan pengadilan juga harus menguasai bidang teknis yuridis dan praktek hukum di lingkungan peradilannya baik hukum formil maupun hukum materiil yang selalu berkembang dari waktu ke waktu.

Ditambahkannya, bahwa Pengadilan Tingkat Banding merupakan kawal depan Mahkamah Agung di lingkungan peradilan tingkat banding dan peradilan di bawahnya terutama dalam fungsi pengawasan dan pembinaan. Untuk itu Ia berpesan agar fungsi kawal depan itu dapat terus dioptimalkan sehingga permasalahan-permasalahan yang muncul di pengadilan tingkat pertama maupun pengadilan tingkat banding cukup diselesaikan oleh Pengadilan Tingkat Banding. Kecuali jika Pengadilan Tingkat Banding tidak dapat menyelesaikannya, maka Mahkamah Agung yang akan segara menanggulanginya.

Terakhir Ia menjelaskan bahwa jabatan pada hakikatnya adalah amanah yang di dalamnya terkandung nilai-nilai pengabdian dan pengorbanan. Oleh karena itu dibutuhkan keikhlasan tingkat tinggi dalam menjalankannya. Seorang pemimpin harus melepaskan kepentingan individu dan bekerja dengan ikhlas karena sejatinya jabatan bukanlah segala-galanya, melainkan hanya titipan dari Allah yang kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapanNya.

Memetik hikmah dari Sambutan Ketua Mahkamah Agung tersebut semoga Pimpinan dan Seluruh Jajaran Pengadilan Agama Pulang Pisau dapat bekerja dengan amanah, mengabdi dengan tulus ikhlas, arif, dewasa dan bijaksana sehingga semua tugas yang dijalankan dapat dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT serta bernilai ibadah di sisiNya.

Selain itu bekerja harus selalu diniatkan untuk mengharap ridlo Allah SWT bukan mengharap pujian manusia yang fana atau sanjungan orang yang ada kepentingan atau balasan materi yang tidak abadi. Hal tersebut sesuai dengan perintah Allah SWT dalam Al Qur’an Surat At Taubah Ayat 105 yang berbunyi:

وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۚ - ١٠٥

Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Bekerja dengan pengabdian ikhlas hanya karena Allah adalah bekerja dengan hasil karya terbaik, prestatif dan menjadi teladan kebaikan bagi semuanya. Sebab itu bekerjalah hanya karena  Allah dan Allah hanya akan menerima pekerjaan yang baik-baik dan ikhlas. 

(NI/Tim-Red)