200. Syukur dan Analogi Ikhlas
Syukur dan Analogi Ikhlas
Muara Teweh | Pa-muarateweh.go.id
9 Ramadhan 1443 H yang bertepatan dengan tanggal 11 April 2022, pengadilan agama muara teweh melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan yaitu penyampaian tausiah atau kultum ba’da shalat dhuhur berjamaah, pada kesempatan kali ini yang bertindak sebagai penceramah atau pengisi tausiah adalah panitera kami yaitu bapak Muhamad Nor Kifli., S.HI dan di moderator oleh Bapak Andy Pramana Putra.
Tema yang disampaikan kali ini ialah tentang Syukur dan Ikhlas
Dalam surat Ibrahim ayat 7, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”
Begitulah penggalan ayat suci Al Qur’an yang mana bila kita pahami adalah jikalau kita bersyukur sudah barang tentu Allah akan menambah nikmat tersebut, dan jika mengingkarinya maka azab Allah itu sangat pedih.
Puncak dari perbuatan manusia adalah sabar dan syukur, perbuatan syukur salah satunya ialah bersikap Husnudzon, Husnudzon adalah awal dari perbuatan syukur, karena dimana kita berhusnudzon kepada Allah sudah pasti kita bersyukur, misal kita mendapat pekerjaan apapun walaupun itu bukan sesuatu hal yang kita minati tapi apabila kita bersyukur dengan husnudzon kepada Allah yakin jikalau disetiap ketentuan Allah itu ada kebaikan kebaikan yang banyak, maka pasti kita juga akan banyak mendapatkan kebaikan kebaikan tersebut.
Begitupun bersyukur apabila diterpa sakit atau musibah, Bersyukur dalam musibah dengan menganggapnya sebagai nikmat dapat membuat diri senang dan jiwa tenang. Senangnya diri dan tenangnya jiwa akan membuat indah kehidupan. Kehidupan yang sementara jika terlihat indah, maka akan terisi dengan amal-amal yang menarik walaupun amal itu begitu berat.
Kaitan syukur dan ikhlas dalam bekerja penceramah mengutip quotes dari babeh haikal yang berbunyi, Bila kamu digaji 5jt oleh perusahaan, namun kamu bekerja seperti digaji 20jt, maka Allah akan membayar lebihnya dengan kesehatan, karier, keluarga yang sejahtera, anak-anak yang cerdas dan lain sebagainya
Jadi Inti dari perbuatan manusia itu adalah ikhlas
Ikhlas itu seperti orang yang buang air besar berak di sungai
Apakah hati kita berat saat kotoran keluar? Pernahkah kita memikirkan yg keluar?
Apakah kita plong saat dia keluar? Pernahkah kita menghitung saat dia keluar? Apakah kita menyesal dengan yg keluar?
Begitulah mari kita bekerja, kita beramal bersedekah layaknya kita seperti buang air di sungai (El Matadore)